Rabu, 19 Oktober 2011

LAPORAN PENDAHULUAN SEKSUALITAS


LAPORAN PENDAHULUAN
KESEHATAN SEKSUALITAS
I.  Definisi
Seksualitas adalah keinginan untuk berhubungan, kehangatan, kemesraan dan cinta; termasuk di dalamnya memandang,berbicara dan bergandengan tangan. Seks menjelaskan ciri kelamin secara anatomi dan fisiologis pada laki-laki dan perempuan hubungan fisik antara individu (aktifitas seksual genital)
            Sex merupakan kegiatan fisik, sedangkan seksualitas bersifat total, multi-determined dan multi-dimensi. Oleh karena itu seksualitas bersifat holistik yang melibatkan aspek biopsikososial kultural dan spiritual.
            Seksualitas adalah bagian dari kehidupan manusia. Perasaan cinta dan keintiman secara seksual merupakan faktor yang sangat penting dalam menjaga keharmonisan hidup berumah tangga.
            Banyak penelitian membuktikan bahwa kebahagiaan dalam kehidupan seksual jauh lebih penting daripada kebahagiaan harta. Di Inggris sana, diantara 16.000 orang yang disurvei, hampir semuanya kompak mengatakan kalau kebahagiaan yang diperoleh pada peningkatan frekuensi hubungan seksual dari sekali sebulan menjadi sekali seminggu sama nilainya dengan memenangkan undian berhadiah 50ribu dollar.
            Sebegitu pentingnya kehidupan seksual bagi setiap pasangan sehingga mereka rela melakukan apa saja untuk mendapatkan kebahagiaan dari hubungan tersebut. Meskipun akhir akhir ini banyak penyakit yang mengganggu kesehatan seksual tetapi dengan pengobatan yang baik beberapa diantaranya dapat disembuhkan dengan baik.
            Sexual identity adalah Kesadaran individu akan kelaki-lakian atau kewanitaan tubuhnya. Gender identity Merupakan perasaan individu tentang jenis kelaminnya.  Sedangkan Gender role behavior  Meliputi semua hal yang dikatakan dan dilakukan seseorang yang menyatakan bahwa dirinya itu seorang pria atau seorang wanita.

II.  KESEHATAN SEKSUAL
            Kesehatan seksual didefinisikan sebagai pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dan sosial dari kehidupan seksual, dengan cara yang positif yang memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta (WHO, 1975).
            Definisi ini mencakup dimensi biologi, psikologi dan sosisokultural.
         5-Point Star: 1Komponen kesehatan seksual meliputi konsep seksual diri, body image, identitas gender, dan orientasi seksual.
         Konsep seksual diri yaitu nilai tentang kapan, dimana, dengan siapa dan bagaimana seseorang mengekspresikan seksualitasnya. Konsep seksual diri yang negatif menghalangi terbentuknya suatu hubungan dengan orang lain.
         Body image adalah pusat kesadaran terhadap diri sendiri secara konstan dapat berubah bagaimana seseorang memandang (merasakan) penampilan tubuhnya, seksualitasnya          kehamilan, proses penuaan, trauma, penyakit, dan terapi tertentu.
            contoh : wanita membentuk tubuh dan ukuran payudara
                          laki-laki mengubah ukuran penis
         Transgender adalah identitas bagi seseorang yang identitas gender atau ekspresi gendernya berbeda dengan anatomi jenis kelaminnya.
         Cross dresser adalah Orang yang rutin menggunakan pakaian dari jenis kelamin berbeda     bentuk ekspresi gender tidak perlu dihubungkan dengan orientasi seksual. Banyak cross dresser adalah heteroseksual.
         Interseks adalah Orang yang memmiliki organ seksual ganda (ambigous) saat lahir hermaprodit
         Transeksual pre operatif adalah Seseorang yang mengalami konflik antara gender dan jenis anatominya
         Transeksual post operatif adalah Seseorang yang telah mengami operasi untuk mengubah gendernya
III.  KARAKTERISTIK KESEHATAN SEKSUAL
         Kemampuan mengekspresikan potensi seksual, dengan meniadakan kekerasan, eksploitasi dan penyalahgunaan seksual.
         Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan kepuasaan diri terhadap penampilan pribadi.
         Kongruen antara seks biologis, identitas gender dan perilaku peran gender.
         Kemampuan membuat keputusan pribadi (otonomi) mengenai kehidupan seksual yang diajalani dalam konteks personal dan etik social.
         Kemampuan mengekspresikan seksualitas melalui komunikasi, sentuhan, emosional dan cinta.
         Kemampuan menerima pelayanan kesehatan seksual untuk mencegah dan mengatasi semua masalah dan gangguan seksual
         Menerima tanggung jawab yang berkaitan dengan peran gendernya
         Menghargai sistem yang berlaku
         Mampu membina hubungan efektif dengan orang  lain
5-Point Star: 2 

IV.  KETERAMPILAN PERAWAT MEMBERIKAN PELAYANAN SEKSUALITAS
         Pengetahuan dan kenyamanan diri terhadap seksualitas pribadi
         Pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan seksualitas sepanjang rentang kehidupan
         Pengetahuan tentang seksualitas dasar, termasuk bagaimana masalah kesehatan dan penyelesaiannya dapat mempengaruhi seksualitas dan fungsi seks serta intervensi apa yang dapat memfasilitasi ekspresi seksual
         Keahlian komunikasi terpeutik
         Menerima seksualitas sebagai area penting dalam intervensi keperawatan dan adanya kemauan bekerja dengan klien yang mempunyai berbagai jenis ekspresi seksualitas
         Kemampuan mengenal kebutuhan klien dan anggota keluarga dalam mendiskusikan topik seksualitas, tidak hanya dengan tulisan atau audiovisual tapi juga melalui diskusi verbal.


V. TAHAP PERKEMBANGAN SEKSUAL
Bayi (baru lahir-1 tahun)
*      Penentuan gender laki-laki atau perempuan
*      Pembedaan diri sendiri dengan orang lain secara bertahap
*      Genitalia eksterna lebih sensitif terhadap sentuhan
*      Bayi laki-laki mengalami ereksi penis, bayi perempuan mengalami lubrikasi vagina
*      Bayi laki-laki  mengalami ereksi nokturnal spontan
*      Stimulasi aktif (sentuhan, menyusu, memeluk, membuai)    senang dan nyaman berinteraksi dg manusia
Todler (1-3 tahun)
*      Identitas gender berkembang secara kontinu
*      Mampu mengidentifikasi gender diri sendiri
*      Mulai menirukan tindakan orang tua yang berjenis kelamin sama. Misalnya berinteraksi dengan boneka, pakaian yang dipakai
Pre school (4-5 tahun)
*      Kesadaran terhadap diri sendiri meningkat
*      Mengeksplorasi anggota tubuh sendiri dan teman bermain
*      Mempelajari nama anggota tubuh dengan benar
*      5-Point Star: 3Belajar mengendalikan perasaan dan tingkah laku
*      Menyukai orang tua yang berbeda jenis
*      Mempertanyakan mengenai bagaimana seorang bayi bisa ada
School age (6-12 tahun)
*      Mempunyai identifikasi yang kuat dengan orang tua yang berjenis kelamin sama (mis. Anak perempuan dengan ibu)
*      Senang berteman dengan sesama jenis
*      Kesadaran diri meningkat
*      Mempelajari konsep dan peran gender
*      Mulai menyukai hal yang bersifat pribadi, modis
*      Sekitar usia 8-9 tahun mulai memikirkan perilaku seksual, menstruasi, reproduksi, seksualitas
Remaja (12-18 tahun)
*      Karakteristik seks mulai berkembang
*      Mulai terjadi menstruasi
*      Mengembangkan hubungan yang menyenangkan
*      Dapat  terjadi aktivitas seksual, mis.masturbasi
*      Mengidentifikasi orientasi seksual (homoseks/heteroseks)
*      Mencari perawatan kesehatan tanpa ditemani orang tua
Dewasa awal (18-40 tahun)
*      Terjadi aktivitas seksual
*      Gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut telah kuat
*      Beberapa pasangan berbagi tugas : keuangan, pekerjaan rumah tangga
*      Mengalami ancaman terhadap body image akibat penuaan
Dewasa tengah (40-65 tahun)
*      Penurunan produksi hormon
*      Wanita mengalmi menopouse (umumnya usia 40-55 tahun)
*      Laki-laki mengalami klimakterium secara bertahap
*      Mulai memperkokoh standar moral dan etik
Dewasa Akhir (65 tahun ke atas)
*      Aktivitas seksual lebih berkurang
*      Sekresi vagina berkurang, peyudara mengalami atropi
*      5-Point Star: 4Laki-laki menghasilkan sperma lebih sedikit dan perlu waktu lebih lama untuk dapat ereksi dan ejakulasi


VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEKSUALITAS
1. Pertimbangan Perkembangan
·         Proses perkembangan manusia mempengaruhi aspek psikososial, emosional dan biologik kehidupan yang selanjutnya akan mempengaruhi seksualitas individu
·         Hanya aspek seksualitas yang telah dibedakan sejak fase konsepsi
2. Kebiasaan Hidup Sehat dan Kondisi Kesehatan
·         Tubuh, jiwa dan emosi yang sehat merupakan persyaratan utama untuk dapat mencapai kepuasan seksual
·         Trauma atau stress dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk melakukan kegiatan atau fungsi kehidupan sehari-hari yang tentunya juga mempengaruhi ekspresi seksualitasnya, termasuk penyakit
·         Kebiasaan tidur, istirahat, gizi yang adekuat dan pandangan hidup yang positif mengkontribusi pada kehidupan seksual yang membahagiakan
3. Peran dan Hubungan
·         Kualitas hubungan seseorang dengan pasangan hidupnya sangat mempengaruhi kualitas hubungan seksualnya
·         Cinta dan rasa percaya merupakan kunci utama yang memfasilitasi rasa nyaman seseorang terhadap seksualitas dan hubungan seksualnya dengan seseorang yang dicintai dan dipercayainya
·         Pengalaman dalam berhubungan seksual seringkali ditentukan oleg dengan siapa individu tersebut berhubungan seksual
4. Konsep Diri
·         Pandangan individu terhadap dirinya sendiri mempunyai dampak langsung terhadap seksualitas
5. Budaya, Nilai dan Keyakinan
·         Faktor budaya, termasuk pandangan masyarakat tentang seksualitas dapat mempengaruhi individu
·         Tiap budaya mempunyai norma-norma tertentu tentang identitas dan perilaku seksual
·         5-Point Star: 5Budaya turut menentukan lama hubungan seksual, cara stimulasi seksual dan hal lain terkait dengan kegiatan seksual
6. Agama
·         Pandangan agama tertenmtu yang diajarkan, ternyata berpengaruh terhadap ekspresi seksualitas seseorang
·         Berbagai bentuk ekspresi seksual yang diluar kebiasaan, dianggap tidak wajar
·         Konsep tentang keperawanan dapat diartikan sebagai kesucian dan kegiatan seksual dianggap dosa, untuk agama tertentu
7. Etik
·         Seksualitas yang sehat menurut Taylor, Lilis & Le Mone (1997) tergantung pada terbebasnya individu dari rasa berssalah dan ansietas
·         Apa yang diyakini salah oleh seseorang, bisa saja wajar bagi orang lain

VII. DISFUNGSI SEKSUAL
         Penyimpangan seksual hipo dan hiperseksualitas
         Penyimpangan hasrat
        Penyimpangan hasrat seksual hipoaktif
        Penyimpangan keengganan seksual
        frigiditas
         Penyimpangan getaran seksual
         Penyimpangan orgasme
        ♀ : anorgasmia
        ♂ : retardasi ejakulasi dan ejakulasi dini
         Penyimpangan nyeri seksual
        Dispareunia
        Vaginismus
         Gangguan kemampuan seks
        Impotensi
         Masturbasi kompulsif







5-Point Star: 6
 

*      Penyimpangan Perilaku Seksual
1. Transeksualisme
·         Rasa tidak nyaman yang menetap dan adanya ketidakwajaran seks dengan preokupasi yang menetap (sedikitnya untuk 2 tahun) dengan menyisihkan karakteristik seks primer dan sekunder dan memperoleh karakteristik lawan jenis
2. Gangguan identitas jender pada masa kanak-kanak, remaja dan dewasa
·         Tekanan yang kuat dan menetap mengenai status sebagai laki-laki atau perempuan dengan keinginan yang kuat untuk berjenis kelamin lawan seks dan penanggalan struktur anatomis individu
3. Pedofilia
·         Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya berlangsung selama 6 bulan antara rangsangan dan keinginan seksual, tindakan, fantasi atau rangsangan lain yang melibatkan seorang anak atau lebih yang berusia 13 tahun kebawah
4. Eksibisionisme
·         Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya berlangsung selama 6 bulan, antara rangsangan dan keinginan seksual, tindakan, fantasi atau rangsangan lain dengan memamerkan genitalnya kepada orang asing/orang yang belum dikenal
5. Sadisme Seksual
·         Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya berlangsung selama 6 bulan antara rangsangan dan keinginan seksual, tindakan, fantasi atau rangsangan lain yang menimbulkan kesakitan yang nyata atau stimulasi psikologis dan penderitaan fisik
6. Masokisme Seksual
·         Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya berlangsung selama 6 bulan, antara rangsangan dan keinginan seksual, tindakan ,fantasi atau rangsangan lain yang melibatkan penghinaan, pemukulan, pengikatan atau hal-hal lain yang sengaja dilakukan untuk menderita
7. Voyeurisme
·         5-Point Star: 7Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya berlangsunag selama 6 bulan, antara rangsangan dan keinginan seksual, tindakan, fantasi atau rangsangan lain yang melibatkan pengamatan terhadap orang-orang yang telanjang, sedang menanggalkan pakaian atau sedang melakukan kegiatan seksual tanpa diketahui mereka
8. Fetisisme
·         Terjadi hubungan yang menetap, sedikitnya berlangsung selama 6 bulan, antara rangsangan dan keinginan seksual, tindakan, fantsi atau rangsangan lain dengan menggunakan objek mati
9. Fetisisme Transvestik
·         Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya berlangsung selam 6 bulan, antara rangsangan dan keinginan seksual, tindakan, fantasi atau rangsangan lain dengan menggunakan pakaian orang lain
10. Frotterurisme
·         Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya berakhir 6 bulan antara rangsangan dan keinginan seksual, tindakan, fantasi atau rangsangan lain meraba tanpa persetujuam pihak lain
11. Gangguan keinginan Seksual Hipoaktif
·         Defisit yang menetap/berulang atau tidak terdapatnya fantasi seksual dan keinginan untuk melakukan kegiatan seksual
12. Gangguan Keengganan Seksual
·         Keengganan yang berlebihan dan menetap dan menghindari semua atau hampir semua kontak dengan pasangan seksual
13. Gangguan Rangsangan Seksual
·         Kegagalan yang menetap dan sebagian untuk mencapai atau mempertahankan respons fisiologis dari kegiatan seksual atau hilangnya kepuasan seksual selama kegiatan seksual dilakuak
14. Hambatan Orgasme
·         Keterlambatan yang menetap atau tidak adanya orgasme yang menyertai pada saat fase puncak hubungan seksual, walaupun menurut tenaga profesional terhadap intensitas, lama dan fokus yang sesuai dengan usia individu


5-Point Star: 8
 

VIII. DEVIASI SEKSUAL
         Merupakan gangguan arah-tujuan seksual
         Berdasarkan penyebabnya :
        Primer; penyebabnya belum diketahui betul
        Sekunder; merupakan gejala dari gangguan jiwa
        Temporer; terjadi karena sementara waktu tidak memiliki partner heteroseksual

*      JENIS DEVIASI SEKSUAL
-Homoseksual
Keadaan seseorang yang menunjukkan perilaku seksual diantara orang-orang dari seks  yang sama
-Fethitisme
Penderita tertarik secara seksual pada pakaian, terutama pakaian dalam  pencuri pakaian dalam
-Pedofilia
Penderita memiliki kecenderungan untuk melakukan aktivitas dengan anak kecil. Korban biasanya berusia di bawah 13 tahun
-Transvestitisme
Penderita baru akan bergairah jika memakai pakaian lawan jenis.
-Ekshibionisme
Hanya terdapat pada laki-laki, dimana penderita punya dorongan untuk untuk mempertontonkan alat kelaminnya pada perempuan
-Voyeurisme
Penderita tertarik secara seksual dengan cara melihat seseorang menanggalkan pakaiannya, dilakukan secara sembunyi-sembunyi
-Sadisme
Penderita akan merasa puas secara seksual dengan cara menyakiti pasangannya
-Masokhisme
Penderita akan terangsang secara seksual dan mampu mengalami orgasme jika disakiti
-Transeksualisme
Pertentangan antara jenis kelamin fisik dan biologis
-Seks oral
·         5-Point Star: 9Kunilingus : kontak mulut/lidah dg alat kelamin wanita
·         Felasio : kontak mulut dg penis
·         Analigus : kontak mulut dg anus
-Frotteurisme
Kenikmatan seksual ditimbulkan dari sentuhan atau gosokan aktual bukan dari sifat paksaan tindakan
-Incest
Dorongan seksual dirasakan pada anggota keluarga sedarah
-Nekrofilia
Istilah untuk hasrat seksual yang terdapat pada laki-laki untuk melakukan hubungan seksual dengan mayat perempuan.
-Bestialisme
Kepuasan seksual didapat dengan melakukan kontak seksual dengan hewan
-Koprofilia
Didefekasi, mendefekasi atau memakan feses untuk mencapai kepuasan seksual
-Urolagnia
Menggunakan urine

IX. ASUHAN KEPERAWATAN
1.      Pengkajian 
Perawat menghubungkan riwayat seksual dgn kategori berikut :
*      Klien yang  menerima pelayanan kesehatan untuk kehamilan, infertilitas, kontrasepsi, atau klien yang mengalami PMS
*      Klien yang sakit atau sedang mendapat terapi yang kemungkinan dapat mempengaruhi fungsi seksualnya (klien dg DM, penyakit jantung, dll)
*      Klien yang secara jelas mempunyai masalah seksual.

Pengkajian seksual mencakup :
A.    Riwayat kesehatan seksual
*      Pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah klien mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual.
*      Merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan pertanyaan seksual secara langsung pertanyaan isyarat



5-Point Star: 10
 

B.     Pengkajian fisik
a.       Inspeksi dan palpasi
b.      Beberapa riwayat kesehatan yang memerlukan pengkajian fisik misalnya riwayat PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tidak normal dari genital, perubahan warna pada genital, gangguan fungsi urinaria,dll
C.     Identifikasi klien yang beresiko
Klien yang beresiko mengalami gangguan seksual:
*      Adanya gangguan struktur atau fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan, setelah melahirkan, abnormalitas anatomi genital
*      Riwayat penaganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual
*      Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, scar dan adanya ostomi pada tubuh
*      Terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan masalah seksual, kurangnya pengetahuan/ salah informasi mengenai fungsiu dan ekspresi seksual
*      Gangguan aktivitas fisik sementara atau permanen; kehilangan pasangan
*      Konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi
2.      Diagnosa Keperawatan
A.    Perubahan pola seksualitas b.d
a.       Ketakutan tentang kehamilan
b.      Efek antihipertensi
c.       Depresi terhadap kematian atau perepisahan dg pasangan
B.     Disfungsi seksual b.d
a.       Cedera medulla spinalis
b.      Penyakit kronis
c.       Nyeri
d.      Ansietas mengeanai penempatan di rumah perawatan atau panti
C.     Gangguan citra tubuh b.d
a.       Efek mastektomi atau kolostomi  yang dilakukan
b.      Disfungsi seksual
c.       Perubahan pasca persalinan
D.    Gangguan harga diri b.d
a.       Kerentanan yang dirasakan setelah mengalami serangan infark miokardium
b.      Pola penganiayaan ketika masih kecil

5-Point Star: 11 


Masalah keperawatan juga dapat menjadi etiologi diagnosa keperawatan yang lain, misalnya
*      Kurang pengetahuan (mengenai konsepsi, kontrasepsi, perubahan seksual normal ) b.d salah informasi dan mitos-mitos seksual

5 komentar:

  1. buat daftar pustaka emang sngaja gak tulis..
    kalau mau daftar pustaka bisa dikirim lewat e-mail.

    semoga bermanfaat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mohon minta daftar pustaka bisa email ke ahyus.79@gmail.com

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. mau daftar pustakanya donk mas, bisa di email ke wantokuswaningsih@gmail.com

    BalasHapus
  4. bang bagi daftar pustaka ke email marianiapurba@ymail.com

    BalasHapus